CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 30 Mei 2013

TITRASI ASAM-BASA

Tuj
Tam Tujuan  

            
A.Menentukan konsentrasi HCl dan larutan NaOH   
            B.Menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur dengan titrasi asam basa


II.        Teori

            Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu suatu larutan. Dalam titrasi zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai penambahan indicator. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan tandar, sedangkan indicator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi.Berdasarkan pengertian titrasi, maka titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (titrant) suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter(titrant) suatu larutan asam, dengan reaksi umum yang terjadi ;Asam + Basa —> Garam + AirReaksi penetralan ini terjadi pada proses titrasi. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari indicator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekivalen  titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. Dengan demikian, pada keadaan tersebut (titik ekivalen) berlaku hubungan :
  • Va.Ma.a = Vb.Mb.b
  • Va = Volume asam (L)
  • Ma=Molaritas asam
  • Vb = Volume basa (L)
  • Mb = Molaritas basa
  • a = valensi asam, b = valensi basa

Pada percobaan ini, akan ditentukan konsentrasi HCl dalam Molar dengan menggunakan larutan NaOH dan indikator fenolftalein.
Titrasi Asam kuat dengan Basa kuatTitrasi Larutan HCl 0,1 M oleh larutan NaOH 0,1 MReaksi : HCl + NaOH —> NaCl+ H2O
Percobaan B : Penentuan kadar asam asetat dalam cuka dapurTitrasi larutanCH3COOH oleh larutan NaOH 0,1 M
Reaksi : CH3COOH + NaOH —–> CH3COONa + H2OReaksi ion bersih : CH3COOH + OH- —–> H2O + CH3COO-Dalam titrasi ini dipilih indikator PP (fenolftalein).
Pemilihan indikator tergantung pada titik setara (ekivalen) dan titik akhir titrasi. Indikator PP mempunyai selang pH = 8,3 – 10,0.
Pada kondisi asam (pH < 7), indikator pp tidak memberi perubahan warna, sedang pada kondisi basa (pH>7) indikator PP memberi warna merah muda.

III.       Alat dan Bahan

A. Alat :
·         Labu erlenmayer 125 ml
·         Pipet Volumetrik 10 ml
·         Buret
·         Labu ukur
·         Statif dan Klem
·         Corong Kecil
·         Botol Semprot
·         Pipet tetes
·         Gelas Kimia 100 ml
B. Bahan :
·         Larutan HCl 0,1 M
·         Larutan asam cuka
·         Larutan  NaOH 0,1 M
·         Indikator PP   

IV.       Cara Kerja

·         Percobaan A: Titrasi Asam Kuat dan Basa Kuat
1.       Sebanyak 10ml larutan HCl M diambil dengan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu erlenmayer 250ml.
2.      Sebanyak 5 tetes indicator PP ditambahkan ke dalam labu erlenmayer tersebut.
3.      Buret, statif dan klem disiapkan.
4.      Buret diisi dengan larutan NaOH 0,1M tepat ke garis nol.
5.      Kran buret dibuka secara perlahan sehingga NaOH tepat mengalir ke dalam labu erlenmayer.
6.      Titrasi dilakukan sampai didapatkan titik akhir titrasi (pink muda). Selama penambahan, labu erlenmayer digoyangkan agar NaOH merata ke seluruh larutan. Perubahan warna diamati. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat.
7.      Langkan 1-6 diulangi sehingga didapatkan dua data titrasi.

·         Percobaan B : Titrasi Asam cuka  dengan Basa Kuat
1.      Sebanyak 10 ml larutan asam cuka diambil dengan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml , dan ditambahkan air hingga tanda batas.
2.      Pipet sebanyak 10 ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmayer 125 ml , ditambahkan sebanyak 5 tetes larutan indicator PP.
3.      Titrasi dilakukan hingga didapatkan titik akhir titrasi.
4.      Langkah 2 dan 3 diulangi hingga diperoleh dua data titrasi.
V.        Hasil Pengamatan

1.      Volume titik akhir titrasi asam kuat- basa kuat

No
Volume HCL
Volume NaOH
1
10 ml
8,1 ml
2
10 ml
16,5 ml

2.   Volume titik akhir titrasi asam cuka – basa kuat

No
Volume Asam Cuka
Volume NaOH
1
10 ml
1,5 ml
2
10 ml
3,5 ml

VI.       PERTANYAAN

1. Bagaimana perbedaan titrasi A dan B ditinjau dari pH titik ekivalennya?

 Percobaan A
·             pH Asam Kuat = 1-log 1,23
·             pH Basa Kuat = 13
·             pH Ekivalen = 8 sd 9

Percobaan B 
·         . pH Asam Lemah = 1- log 2,5
·           pH Basa Kuat = 13
·           pH Ekivalen = 8 sd 10
2.Hitunglah konsentrasi larutan HCl dengan data percobaan A!


                         Va . Ma . a = Vb . Mb . b
                         10 .  Ma . 1 = 12,3 . 0,1 . 1
                        10  .  Ma      = 1,23/10
                                 Ma     = 0,123

3. Hitunglah konsentrasi larutan Cuka dengan data percobaan B
                                 Va . Ma . a = Vb . Mb . b
                         10 .  Ma . 1 = 2,5 . 0,1 . 1
                        10 .  Ma      = 0,25
                                 Ma     = 0,025

4. Mengapa pada setiap titrasi asam basa diperlukan indikator?
  Karena larutan indicator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir (yang dikenal dengan istilah titik titrasi).
5.Buatlah  sketsa grafik pH larutan terhadap volum larutan NaOH
Percobaan A



     
HCL- NaOH
Asam kuat dan Basa Kuat


Percobaan B

CH3COOH - NaOH
Asam lemah dan Basa Kuat


VII.     KESIMPULAN :

            Untuk mengetahui sebuah konsentrasi suatu larutan dapat menggunakan cara titrasi, yaitu dengan cara mencampur suatu larutan asam dengan larutan basa dan menggunakan bantuan larutan-larutan indikator untuk mengetahui titik akhir titrasi.
pH ekivalen titrasi asam kuat dengan basa kuat = 8-10
pH ekivalen titrasi asam lemah dengan basa kuat = 8-9


Nama Kelompok :
- Nurin Sabrina
- Reysmia Rizky Febria
- Salsabilla Intan
- Tiana Handayani
- Widya Naufalinda
Kelas : XI IPA I

Rabu, 29 Mei 2013

HIDROLISIS GARAM

Standar Kompetensi:        
Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan      terapannya

Kompetensi Dasar :      
Menentukan jenis garam yang  mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut

Tujuan :                   
Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terhidrolisis

Teori :    
Hidrolisis adalah  peristiwa penguraian garam oleh air membentuk basa dan         asamnya kembali. Larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau netral, tergantung dari asam – basa penyusunnya.
  •  Garam yang terbentuk dari asam lemah  dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian (hidrolisis     sebagian)
  • Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah juga mengalami hidrolisis sebagian
  • Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total.


Garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam kuat dalam larutan tidak mengalami hidrolisis sehingga konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan  adalah sama dan larutan garam ini bersifat netral (pH = 7).
Untuk mengetahui  sifat larutan garam, dapat dilakukan melalui kegiatan berikut :

Alat dan Bahan           :

1.   Lempeng Tetes

2.   Pipet Tetes

3.   Kertas Lakmus merah dan Biru

4.   Larutan KCl 1 M

5.   Larutan NaCH3COO 1 M

6.   Larutan NH4Cl 1 M

7.   Larutan Na2CO3 1 M

8.   Larutan Al2(SO4)3 1 M

Cara Kerja       :

1.   Siapkan masing – masing larutan

2.   Setiap larutan diteteskan dalam lempeng tetes sekitar 10 tetes

3.   Periksa larutan dengan mencelupkan kertas saring merah dan biru

4.   Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus

Hasil Pengamatan :

NO
LARUTAN
PERUBAHAN WARNA
SIFAT
LAKMUS MERAH
LAKMUS BIRU
1
KCL
Tetap
Tetap
Netral
2
NaCHCOO
Tetap
Merah
Basa
3
NHCl
Tetap
Merah
Asam
4
NaCO
Biru
Tetap
Basa
5
Al(SO)
Biru
Tetap
Asam

 Pertanyaan     :

1.    Garam manakah yang mengalami hidrolisis sebagian dan garam yang tidak terhidrolisis?
    Jawab:
  • Hidrolisis Garam : Ialah reaksi garam oleh air.
  • Hidrolisis Sebagian : NaCHCOO, NHCl, NaCO
  • Tidak Terhidrolisis : KCl

   
2.    Tuliskan reaksi garam yang mengalami hidrolisis !
   Jawab:
a). NaCHCOO —> Na + CHCOO 
CHCOO + HO > CHCOOH + OH

b.) NaCl NH₄⁺ + Cl
NH₄⁺ + HO > NHOH + H

c.) NaCO > 2NaCO²
CO² + HO > HCO  + OH

d.) Al(SO) 2Alᵌ⁺   + SO²
2Alᵌ⁺ + HO > Al(OH) + H

3. Kesimpulan;
Asam dapat memerahkan lakmus biru
Basa dapat membirukan lakmus merah
Garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam kuat dalam larutan tidak mengalami hidrolisis sehingga konsentrasi ion H dan OH dalam larutan adalah sama dan larutan garam ini bersifat netral (Ph= 7)


MENGAMATI SIFAT GARAM SUKAR LARUT





Kompetensi  Dasar :        
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan

I.           Tujuan :     
             Membuat garam yang sukar larut dalam air

II.         Alat dan Bahan        :

-          Rak tabung reaksi

-          Tabung Reaksi

-          Pipet Tetes

-          Larutan AgNO3 0,1 M

-          Larutan BaCl2 0,1 M

-          Larutan Na2SO4 0,1 M

-          Larutan NaCl 0,1 M

-          Larutan K2CrO4 0,1 M

III.       Cara Kerja                 :

Percobaan A      :

  1. Masukkan  larutan  NaCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes 
  2. Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl. Amati dan catat perubahan yang terjadi


Percobaan B       :

  1. Masukkan larutan Na2SO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
  2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan Na2SO4. Amati dan catat perubahan yang terjadi


Percobaan C       :
  1.  Masukkan larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
  2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan AgNO3. Amati dan catat perubahan yang terjadi


Percobaan D      :

  1. Masukkan larutan BaCl2 0,1 M ke dalam tabung reaksi setinggi ± 2 cm  dengan menggunakan pipet tetes
  2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi BaCl2. Amati dan catat perubahan yang terjadi


IV.    Hasil Pengamatan                      :

PERCOBAAN
PENCAMPURAN
PENGAMATAN
HASIL YANG TERJADI
SETELAH REAKSI)
A
AgNO + NaCl
Putih Keruh
Mengendap
B
NaSO + KCrO
Kuning
Terlarut
C
AgNO + KCrO
Merah Hati
Mengendap
D
BaCl + KCrO
Kuning Keruh
Mengendap

V.         Pertanyaan   :

1.    Tuliskan persamaan reaksi ion yang terjadi pada percobaan A, B, C dan D!
Jawab ;
Percobaan A:
AgNo         +   NaCl    —>   AgCl     +  NaNO
(Ag NO₃⁻)    (Na Cl)      (Ag Cl)  (Na NOᵌ⁻)

Percobaan B:
NaSO       +   KCrO   >   NaCrO      +   KSO
(2Na SO₄⁻)  (2KCrO₄⁻)     (2NaCrO²)  (2KSO²)

Percobaan C:
AgNO      +   KCrO  —>  AgCrO    +   KNO
(AgNO₃⁻)  (2KCrO₄⁻)    (2AgCrO²)  (KNO₃⁻)

Percobaan D:
BaCl       +     KCrO >  BaCrO     +   KCl
(Ba²2Cl)  (2KCrO²)  (Ba²CrO²)  (KCl)

2.    Tuliskan nama dan rumus kimia keempat elektrolit sukar larut yang terbentuk pada percobaan ini!
Jawab :
AgCl : Perak Klorida
NaCrO : Natrium Kromat
AgCrO : Perak Kromat
BaCrO₄  : Barium Kromat

3.    Bagaimana rumus Ksp keempat elektrolit pada pertanyaan no.1 terhadap:
Jawab:
1.       Konsentrasi dan Kelarutan
              A.       Ksp AgCl = [Ag][Cl] = S²
              B.   Ksp  NaCrO  = [2Na][CrO²] =4S
              C.   Ksp  AgCrO = [2Ag][CrO²] = 4S
              D.   Ksp BaCrO = [Ba²][ CrO²] = S²

4.    Diketahui data Ksp sebagai berikut:
      
SENYAWA
KSP
AgCl
1,7 x 10¹°
AgCrO
1,9 x 10¹²

a.    Hitunglah kelarutan AgCl dan Ag2CrO4 dalam 1 liter air murni (dalam g/L air)!
Jawab:
1.       . AgCl dalam air:
  Ksp       = S²
1,7 x 10¹°=S²
S = √1,7 X 10¹°
   = √1,7 X 10⁻⁵

AgCrO dalam air:
Ksp = 4S
1,9 X 10¹² = 4S
S=1,9 X 10¹² 4
  = 7,8 X 10⁻⁵

b.   Hitunglah kelarutan AgCl dalam 1 liter NaCl 0,1 M (dalam mol/L)!
Jawab:
NaCl = Na + Cl
              =Cl= 0,1 . 1 =0,1
Ksp AgCl —> [Ag][Cl]
1,7 x 10¹° =   S   .   [0,1]
S  = 1,7 x 10¹° 1 x 10¹
    = 1,7 x 10⁻⁹

c.    Hitunglah kelarutan Ag2CrO4 dalam 1 liter AgNO3 0,1 M (dalam mol/L)
Jawab:
AgNO = Ag + NO₃⁻
                  = Ag= 0,1 . 1 =0,1
Ksp AgCrO>[2Ag]² [CrO²]
  1,9 X 10¹²  =    [0,1]² . S
         S            =     1,9 X 10¹²  1 x 10²
                       = 1,9 x 10¹°

VI.Kesimpulan : Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kalian lakukan !
Jawab:
Jadi kesimpulannya adalah untuk membuat kelarutannya, dihitung dari nilai X + Y nya . 
Jika QSP > KSP maka mengendap, 
QSP<KSP maka terlarut 
QSP = KSP maka tepat jenuh.

No
Nama Kelompok
1
Reysmia Rizky
2
Salsabilla Intan
3
Tiana Handayani
4
Widya Naufalinda